Saturday, March 26, 2016

Matinya iklan offline / konvensional

Tidak dapat dielakkan bahwa media seperti televisi , koran, tabloid sumber keuangan utamanya adalah iklan. Ya iklan, terutama untuk konten yang sifatnya gratis maka hampir dapat dipastikan banyak pesan sponsor di dalamnya.

Dalam iklan ada pihak yang membutuhkan jasa promosi produk / brand atau pesannya kita sebut sebagai  advertiser / pengiklan dan pihak yang menampilkan iklan / publisher. Tentunya dari advertiser mau membayar pada publisher yang sudah jelas ada penontonnya. Dengan harapan brandnya akan lebih dikenal, pesan yang ingin disampaikan diketahui oleh banyak orang / target audiencenya. Jadi pantas saja untuk media dengan penonton yang tinggi menawarkan harga yang tinggi untuk pemasangan iklan.

Dengan makin banyaknya pengguna internet di dunia (Indonesia khususnya) iklan sudah mulai bergeser ke ranah online, tampak setiap media cetak (koran) memiliki website versi onlinenya tidak ketinggalan setiap stasiun televisi memiliki website portalnya.

Berikut beberapa poin mengapa iklan online sekarang lebih menarik:


1 . Konten lebih dinamis

Ya hal pertama adalah konten, pada iklan di media cetak / surat kabar offline apabila ada kesalahan cetak atau pesan yang kurang maka harus diubah pada iklan berikutnya. Apalagi untuk iklan pada media outdoor seperti poster atau spanduk, salah cetak akan merepotkan karena membutuhkan waktu lagi untuk produksi dan perijinannya.

Poster salah cetak, sumber gambar: bbc.om

Sedangkan pada iklan online content sifatnya sangat dinamis, dapat diubah pada saat itu juga. Misal ada kesalahan cetak atau gambar yang kurang tepat dapat diubah dengan cepat. Jenis iklannya pun dapat dalam beragam format, text, gambar, audi maupun video.

2. Target lebih terarah

Untuk iklan konvensional, misal billboard yang ada di pinggir jalan / lokasi strategis. Mungkin dapat dihitung berapa jumlah kendaraan yang melalui jalan itu setiap harinya. Tapi kita tidak dapat membatasi dan benar-benar tahu siapa saja yang sebenarnya melihat dan memperhatikan iklan tersebut, apakah pengemudi mobil, motor, tukang gojek, polantas, pengemis, pengamen atau bahkan penjual bakpao. Dan apakah pada kondisi macet (saat iklan dapat dibaca dengan tenang), suasana pengemudi kendaraan dalam mood yang baik.

Pada iklan online, dapat dipilih target pasar yang ingin disasar. Baik dari segi lokasi, maupun dari sisi kategori penonton iklan. Iklan dapat dilokasisasi sampai level kota / area (misal saya hanya ingin iklan tampil untuk pengguna dari jakarta dan bandung). Dari kategori penonton iklan dapat diperkirakan minat / ketertarikan / informasi terkait penonton. Fokus audience pun jelas pada laptop / komputer / hp yang sedang dipakai, jadi mau tidak mau iklan akan kelihatan.

Bahkan sekarang iklan sudah mengarah ke personal advertising, artinya iklan yang disesuaikan dengan minat dan pencarian oleh pengguna. Jadi misal saya sedang browsing soal laptop, maka iklan yang tampil kurang lebih akan menampilkan hal terkait laptop, mouse atau meja laptop.

3. Monitoring Iklan lebih mudah

Ini terkait dengan evaluasi efektivitas sebuah iklan oleh pemasang iklan. Dengan iklan online kita dapat dengan mudah mengevaluasi hasil dari iklan yang sudah dipasang, berapa impresi (iklan tampil) berapa yang melihat dan menekan iklan, berapa lama iklan dilihat. Mana produk / promosi yang lebih menarik pengunjung untuk klik / melihat detil iklan. Dari mana pengunjung biasanya datang.

monitoring-campaign
sumber gambar: http://scarlettsweb.co.za

4. Fleksibel dalam biaya

Pada iklan online dengan anggaran yang ada dapat diatur berapa yang ingin dikeluarkan, dengan harga yang rentangnya sangat luas dengan berbagai pilihan publisher / search engines sesuai dengan kebutuhan.



Dari poin-poin di atas tampak media yang paling kena dampaknya adalah media cetak dan iklan outdoor. Bagaimana dengan TV, tampak semua kelebihan iklan online di atas juga dimiliki oleh televisi - kecuali anggaran mungkin-? Tampak stasiun TV pada saat ini masih berjaya dengan iklannya, terutama pada saat prime time atau acara ber rating tinggi. Faktor utama jangkauan luas dan pengguna televisi yang memang sangat banyak.

Terkait dengan TV, kebetulan di rumah saya menggunakan paket internet + tv kabel (useeTV) indihome dari telkom. Ada 1 fitur menarik dari useeTV indihome ini, yaitu adanya fitur rekaman siaran selama seminggu, jadi jika saya ketinggalan menonton sebuah acara saya dapat melihatnya pada jam saya senggang. Misal acara standup comedy kompas tv. Pada fitur rekaman ini kita seperti nonton video, kita dapat mempercepat, memajukan (fast forward), mengulang (rewind) siaran tv yang kita tonton. Nah di sini enaknya kita nonton siaran tunda / rekaman, saya bisa melihat konten mana yang saya inginkan. Untuk konten yang menurut saya tidak menarik dapat saya lewati (skip) seperti sesi yang kadang sangat panjang untuk acara-acara favorit / rating tinggi.

Yang ingin saya soroti bukan soal fitur rekaman yang menguntungkan pengguna, tapi lebih ke pemasang iklan yang tentunya rugi dan kehilangan banyak target audience nya. Ini contoh bagaimana trend era digital mempengaruhi iklan konvensional bahkan televisi. Jelas sekali sekarang iklan mulai bergeser ke yang sifatnya online.

Kembali ke paragraf awal bahwa iklan menjadi pendapatan utama sebuah media. Saat iklannya mati, medianya pun menyusul.
 
So, selamat untuk pemilik website dengan visitor yang tinggi dan alami. Terutama untuk website dengan konten yang orisinal. Anda telah menjadi pemilik media!! Berapa pengunjung unik website Anda dalam sehari, itulah oplah Anda.


No comments: