Menanggapi soal kasus-kasus pemerkosaan di angkot , perampokan , penodongan yang awalnya ramai di jakarta terus daerah2 lain ikut booming. Kadang bingung ini kasus yang terungkap jadi inspirasi buat yg lain atau memang dari media ngepush wartawan buat cari berita sejenis yg lagi booming.
SEbagai bentuk tanggapan maka dishub melakukan sejumlah aksi dan razia angkot, kaca film yg gelap dilepas, sopir angkot diperintahkan menggunakan seragam, sidak, dll. Dari sisi IT sebetulnya ada teknologi yang sudah cukup populer dan saya rasa tepat buat masalah angkot ini. Apa ya ?? hayo apa hayooo ??
Yups.. betul sesuai judulnya dengan menggunakan GPS tracker. Idenya simple pasang GPS tracker di setiap angkot yang ada di jakarta.
Mungkin ada yg bilang , gila ada berapa ribu angkot dijakarta ... itu pakai uang siapa , biaya gimana?
Sekedar informasi dari searching di internet jumlah angkot di jakarat ada lebih dari 16.000 :)
Ada 2 kemungkinan, pertama diwajibkan dari tiap perusahaan angkot. Mungkin bisa diintegrasikan dengan perizinan dan perpanjangan trayek. Dan untuk biaya sebuah GPS tracker bervariasi dari 1,1 jt - 2,5 jt (bandingkan dengan biaya perizinan perangkot).
Yang kedua ya dari dishubnya yg melakukan pengadaan dan pemasangan GPS tracker ini di angkot2 -- mungkin daripada anggaran dihabisin sekedar beli laptop atau kajian mending yang jelas2 jadi barang --.
JAdi ujungnya berupa regulasi dan implementasi kewajiban terpasangnya GPS tracker di setiap angkot yang beredar.
Trus apa keuntungannya :
- Memantau pergerakan angkot sesuai rutenya.
dapat dilihat apakah angkot memang berjalan sesuai rutenya. Dengan warning sistem dapat diberi peringatan apabila angkot keluar dari rute seharusnya. Improvisasi: Saya rasa karena datanya sendiri bukan data rahasia (bersifat publik), maka sistemnya pun harusnya dapat diakses oleh publik. Misal setiap angkot ada identitas (083), dengan identitas tersebut pun keluarga di rumah yg menunggu dapat memantau angkot yg ditumpangi sudah sampai di mana. - Memantau kecepatan, dengan sistem yang realtime dapat dipantau kecepatan dari tiap angkot, misal angkot bergerak melebihi kecepatan/ugal2-an dapat ditindak apabila melebih batas toleransi. Atau malah mungkin angkot terlalu lama diam (ngetem) di tempat2 tertentu.
- Memantau traffic lalu lintas
Tul yg ini bonusnya atau pengembangannya.
Dengan terpantaunya data pergerakan angkot ini ada potensi lain kepadatan traffic di setiap jalan yang dilalui angkot pada setiap jamnya. Tentunya hal ini sangat berguna untuk kebiijakan: misal aturan lajur jalan, lama waktu lampu lalu lintas, arah pengembangan jalan, dan penyedian sarana transportasi untuk wilayah dan waktu tertentu.
Misal: pada jam 5 sore di blok-m arah fatmawati kecepatan angkot 2km/jam, sedangkan dari arah lebak bulus ke fatmawati 5km/jam. Dapat diketahui bahwa jalur blok-m fatmawati pada jam 5 sore lebih padat. Semakin banyak angkot yang terpasang alat ini maka semakin banyak juga data yang bisa diolah sebagai bahan analisa.
Saya rasa buat bang Foke, yang rencana ni mau maju lagi. Kalau bisa implementasi konsep ini dan bisa bicara pada publik bahwa "Masalah kerawanan angkot di jakarta bisa diatasi dan siap untuk diadopsi oleh daerah2 yang lain !!" dapat menjadi modal awal buat next pilkada DKI. Minimal kalau kalah jadi sebuah legacy yang bermanfaat dan dapat diingat ^^
Sekian dulu deh, capek juga euy ngetik panjang gini.
Salam ... salam apa ya ?? Salam Rindu
No comments:
Post a Comment