Minggu ini saya ikut dalam sebuah launching dan pelatihan aplikasi yang sudah final. Final disini maksudnya sesuai kontrak aplikasi sudah siap dilaunch dan dioperasikan. Karena sudah final diharapkan ini menjadi training terakhir, yup terakhir karena kalo masih ada lagi training harusnya training untuk proyek yang lain :)
Rencananya hari ini tinggal duduk tenang, melihat trainer di depan menjelaskan aplikasi, memberi bantuan dan senyum ramah kalau ada user yang kesulitan pada saat mencoba langsung aplikasi terutama untuk user yang jarang memegang komputer -hal ini wajar sekali di Indonesia dan harus juga jadi perhatian developer untuk membuat software se userfriendly mungkin-. Ternyata... wruut.. wruut !! (wruut bisa diganti kata apa saja yang mewakili sesuatu yang muncul,mengejutkan dan tidak diharapkan --kaya jreenng,deeer,proot). Terpaksa dilakukan debugging untuk kesalahan minor yang bisa langsung diatasi. Ato dicatat dan memberi alasan -yang saya yakini client tidak akan mengerti- untuk dibereskan kemudian.
Tim programmer akan membenahi kesalahan2 minor sambil berkata : "Ooow hanya kurang itu, lupa menghapus ini, walah gara2 ini to, dll" Kalo ada kesalahan yang tidak dimengeti cukup jawab : "lho kemarin bisa kok, kemarin nggak gitu, dicoba di komputer saya jalan, dll!!"
Yup, hal ini jadi pengalaman pentingnya sebuah Quality Assurance. Lebih spesifik saya tekankan pada bagian testing.
Karena dengan testing yang baik dan lengkap maka software yang didelivery pastinya semakin minim dari kekurangan.
Untuk developer dengan bagian untuk testing sendiri maka kekuatan testing ada pada prosedur dan standar dari proses testing tersebut. Langkah, urutan, hasil, taskllist yang harus dilakukan dari sebuah testing. Sedang untuk developer dengan testing masih dikerjakan perorangan: programmer (+ sejumlah tester freelance) maka kualitas testing tergantung pada tester sendiri. Dengan kesadaran pentingnya testing maka proses testing ini akan semakin baik, yang juga sejalan dengan pengalaman tentunya.
Yang tidak bisa dilupakan adalah Data. Biasanya data yang digunakan bukan data real, yang kurang dari segi kualitas dan kuantitas
--> kualitas , data dummy asal2-an
--> kuantitas , jumlah data yang dicoba sedikit belum dilihat untuk data real yang banyak dan mungkin timbul anomali
tips : dari pengembang software ada jasa untuk input data real untuk tahun/bulan terakhir berjalan, sehingga dari pihak pengembang dapat :
- Mencoba data real yang tidak perlu dihapus
- Tidak perlu membuat data dummy – yg tidak yummy
- Dapat melihat langsung data pada kondisi real(hardcopy), mungkin bila ada kesulitan penginputan atau salah disain tampilan data
- Tampilan aplikasi saat data banyak (misal paging, report, grafik ,dll)
- Kestabilan sistem untuk data yang berjalan
- Bisa nambah nilai kontrak kali :D, pastinya memberi nilai tambah kok
Sedang dari pihak client tentunya senang sebagian data yang lama sudah masuk dan dapat dilhat langsung. Bila memang aplikasi bermanfaat tentu client akan bersemangat untuk menggunakan aplikasi tersebut.
- Hal lain yang sebaiknya jadi pertimbangan testing adalah :
Bisnis proses sistem real dengan aturan / rule dan constraint yang ada, apabila analisis dan desain perangkat lunaknya lengkap maka hal ini tidak terlalu menjadi masalah. Sering kali client baru melihat dan menemukan banyak kekurangan pada saat implementasi. - Lingkungan implementasi dari aplikasi seperti sistem operasi, perangkat keras komputer/server , jaringan , dll yang kadang dilupakan oleh implementator sistem. Sehingga testing di lingkungan real pun harus diperhatikan
So, Mari Let's kita buat software yang berkualitas !!
-- penulis adalah seorang yang sedang mengalami masalah perut buncit karena kebanyakan duduk, ngemil terus dan kurang olahraga
No comments:
Post a Comment