Wednesday, December 05, 2012

Stiker Untuk Pengguna BBM Subsidi


Anggaran negara terlalu banyak habis untuk subsidi BBM.
Dan tentunya kita tahu justru subsidi ini lebih banyak dinikmati oleh kalangan yang mampu (tidak tepat sasaran). Anggaran yang besar ini harusnya bisa diarahkan untuk membawa manfaat yang lebih banyak dan tepat. Hal ini sudah menjadi masalah klasik dan banyak diskusi serta alternatif solusi untuk mengatasinya namun belum berjalan efektif. Terutama kenaikan harga BBM non subsidi yang menjadi kebijakan tidak populer sehingga sangat sukar diambil oleh pemerintah, semua menolak kecuali pemerintah tentunya. Menggunakan BBM subsidi seakan sudah membudaya atau hal yang wajar, bahkan penjual mobil seringkali menambahkan "Mesinnya isi premium(subsidi) ga masalah" untuk menambah daya tarik bagi pembeli. Dan dengan meningkatnya jumlah pengguna mobil otomatis beban subsidi juga meningkat.


Kondisi saat ini ada stiker kendaran BBM non subsidi yang justru dipasang pada kendaraan yang "wajib" menggunakan BBM non subsidi. Stiker/Cap yang sama diberikan pada yang tidak ikut mengambil subsidi. Bukankah logika seharusnya dibalik, penerima subsidi harusnya memiliki bukti/cap/kartu/identitas penerima subsidi. 
  

Gagasan yang diajukan simple, yaitu penempelan stiker penggunaan BBM subsidi untuk kendaraan, khususnya mobil pribadi yang mengisi dengan BBM bersubsidi.

Yang disasar adalah pride/kebanggan. Untuk para pemilik mobil mewah, mobil mahal, mobil banyak yaitu pemilik mobil yang sifatnya sudah bukan sebagai kebutuhan primer /sekunder tapi lebih ke kebutuhan tersier / kemewahan.

Jadi kita beri penghargaan / kebanggan pada pengguna kendaraan (khususnya mobil pribadi) yang tidak menggunakan BBM subsidi dengan membiarkan mobilnya bersih tanpa stiker itu. Di sini yang ditekankan adalah 'nilai', pride untuk yang mobilnya tidak ditempeli stiker dan 'malu' untuk mobil yang ditempeli dengan stiker "Menggunakan BBM subsidi" ini.

Mobil Anda bersih dari stiker ini, Anda boleh berbangga. Sedangkan untuk kalangan yang mementingkan gaya, ingin tampil beda dan mau menunjukkan kesuksesan tapi masih ikutan ambil subsidi tolong pasang stiker/cap "Mobil saya pakai BBM subsidi looo". Jadi punya mobil 3 tapi semua dengan stiker ini, ya ga usah banyak gaya kalo ternyata masih ikutan ambil subsidi. Pada saat acara keluarga, atau ada tamu yang berkunjung ke rumah tentunya stiker ini menjadi bagian yang mengurangi rasa 'wah' mobil pemilik.

Akan lebih baik jika stiker yang dipasang ini stiker yang mencolok, langsung kelihatan, susah dilepas dan 'jelek'. Ya, jelek !! Karena yang ingin didorong adalah rasa malunya. Maka harusnya diadakan kontes membuat stiker yang paling jelek untuk stiker "Kendaraan ini menggunakan BBM bersubsidi", disain norak/lusuh yang tidak menarik. Wah ya jangan bilang bikin yang jelek, ok bahasa halusnya pembuatan disain stiker ini menggunakan anggaran yang minim saja, toh bukan bikin logo perusahan dengan arti filosofis yang dalam.

Saya yakin semua angkot, tidak ada yang keberatan dipasangi stiker ini atau mobil angkut barang, karena memang tujuannya mobil sebagai kebutuhan penunjang kehidupan sifatnya produktif.

Solusi ini harus didukung pelaksaan yang baik di lapangan oleh petugas pengisi BBM. Isi BBM subsidi langsung pasang stiker ini, tidak mau ya silahkan isi BBM non subsidi. Dan tentunya sosialisasi yang baik agar kebijakan diketahui bersama dan pelaksanaannya pun di pantau bersama. (iklan di tivi sering kok :))

Dan ke depan harusnya memang ada penghargaan/stimulus untuk pengguna BBM non subsidi, misal kerjasama dengan pengelola mall/tempat belanja untuk lahan parkir khusus kendaraan tanpa stiker. Itu sekedar contoh.

Kita dapat melihat, khususnya di kota-kota besar mobil-mobil yang sangat pantas untuk dipasangi stiker ini. Dari segi biaya pun saya rasa sangat masuk akal, 1 stiker rasanya kurang lebih sama dengan nilai subsidi yang diberikan negara ini utk 1 liter BBB subsidi.

Jadi ?? Cantik/Gaya itu mahal bung !!

Sempet juga buat pptnya dapat dilihat di sini: [slide stiker BBM bersubsidi]

No comments:

Post a Comment